Jumat, 18 Februari 2011

Konsep ilmu budaya dasar dalam kesusastraan


Ilmu budaya dasar dalam kesusastraan  yaitu pengetahuan yang sangat diharapkan sekali mampu memberikan pengetahuan dasar dan umum tentang konsep-konsep yang akan dikembangkan untuk mengkaji masalah manusia dan kebudayaan . Suatu karya dapat saja mengungkapkan lebih dari satu masalah maupun dari segi teknis dan mekanis, sehingga ilmu budaya dasar bukan ilmu sastra, ilmu filsafat ataupun ilmu tari yang terdapat dalam pengetahuan budaya, tetapi ilmu budaya dasar menggunakan karya yang terdapat dalam pengetahuan budaya untuk
mengkaji masalah nilai-nilai manusia sebagai mahluk berbudaya (homo humanus). Sedangkan ilmu budaya dasar bukan ilmu tentang budaya, melainkan mengenai pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep.
            Menyinggung kesusastraan yakni masalah karya sastra yang menjabarkan secara  abstraksi,namun filsafat yang menggunakan bahasa juga disebut abstrasi. Maka abstrak adalah cinta kasih,kebahagian,kebebasan dan lainnya yang digarap oleh filsafat. Dalam kesusastraan IBD dapat dihubungkan meliputi: Bahasa, Agama, Kesusastraan, Kesenian dll. Mengikuti pembagian ilmu pengetahuan seperti tersebut diatas maka Ilmu Sosial Dasar dan Ilmu Budaya Dasar merupakan satuan pengetahuan yang dikembangkan sebagai usaha pendidikan. Tanpa ada maksud menciptakan dikotomi dalam kesusastraan, ada perbedaan antara literatur biasa dengan sastra. Sastra memiliki sense of love yang lebih representatif. Ilmu budaya dasar  semata-mata sebagai salah satu usaha mengembangkan tutur bahasa dengan cara memperluas wawasan pemikiran serta kemampuan kritikalnya terhadap nilai-nilai budaya. Pada waktu menggunakan karya sastra, misalnya kita tidak perlu mengetahui sejarah sastra, teori sastra, kritik sastra, dan sebaginya. Memang seperti cabang-cabang the humanities lainnya, dalam Ilmu Budaya Dasar sastra tidak diajatkan sebagai salah satu disiplin ilmu. Sastra disini digunakan sebagai alat untuk membahas masalah-masalah kemanusiaan yang dapat membantu mahasiswa untuk menjadi lebih humanus. Demikian juga filsafat, musik, seni rupa, dan sebagainya.

Manusia dan Kebudayaan


Mungkin di sini saya akan mencoba menjelaskan kembali apa itu manusia, kebudayaan dan ketergantungan mereka kedua dalam kehidupan bermasyarakat. Manusia atau orang dapat diartikan berbeda-beda menurut biologis, rohani.
Manusia dalam masyarakat dapat digolongkan sebagai berikut :
Manusia sebagai makhluk budaya
Manusia dan peradaban
Manusia sebagai individu, makhluk sosial dan mahluk religius
Manusia dgn keragaman dan kesederajatan
Manusia dgn moralitas dan hukum
Manusia dgn sains dan teknologi
Manusia dan lingkungan.

Didalam kehidupan manusia di masyarakat adalah adanya interaksi antara manusia dengan manusia yg lain. Semua aktifitas dilakukan manusia oleh semua kalangan, semua golongan, semua umur dari manusia. Tidak memandang dia tua ataupun muda, miskin ataupun kaya. Pada intinya dilakukan oleh semua lapisan manusia di bumi ini.
 
istilah kebudayaan, atau secara campuran dan kebudayaan itu sendiri adalah dapat bisa kita artikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Pertumbuhan budaya manusia sangat dipengaruhi oleh banyaknya kebutuhan dan kemauan manusia yang tidak berkenaan untuk tergantung kepada alam semesta.
Tinggi rendahnya kebudayaan suatu kelompok manusia tertentu (misalnya suku) atau bangsa dapat diukir dari sejauh mana kelompok atau bangsa tersebut dapat memenuhi kebutuhannya dengan pemanfaatan pemberdayaan media yang dikembangkannya. Misalnya, masyarakat pra sejarah hanya menggunakan alat bantu kayu atau batu untuk mencari nafkah maupun mempertahankan kehidupannya. Mereka belum mengenal cara bercocok tanam atau beternak untuk penyedian bahan makanan, seluruh kebutuhan mereka masih tersedia di alam sekitar. Namun setelah jumlah manusia bertambah dan alam tidak mampu lagi menyediakan kebutuhannya, maka mannusia secara lambat laun menemukan teknologi sederhana sampai teknologi modern sebagai media pemenuhan kebutuhan. Keragaman budaya kebutuhan dan kemampuan manusia dalam memenuhi kebutuhannya merupakan perbedaan mendasar.

E.B Taylor, 1971 dalam bukunya; “Primitive Culture” mengemukakan bahwa “Kebudayaan diartikan sebagai keseluruhan yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, hukum, adat serta kemampuan dan kebiasaan lainnya yang diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat”, pendapat ini merupakan rumusan yang pertama kali diutarakan. Selanjutnya pada tahun 1952 Kroeber dan Kluckholn berhasil menginfentarisasi terhadap 150 defenisi kebudayaan yang dihasilkan oleh publikasi tentang kebudayaan selama lebih kurang tujuh puluh lima tahun. Kebudayaan bukanlah suatu benda dan bukan objek rekayasa karena dia adalah ungkapan dialog terus menerus yang berlangsung dalam masyarakat. Ciri khas dialog adalah kebebasannya. Dialog adalah keterbukaan yang satu terhadap yang lain, reaksi bebas dan khas atas komunikasi lawan bicara yang tidak dapat dipastikan sebelumnya. Kebudayaan hanya dapat berkembang dalam suasana terbuka dan bebas tekanan. Dalam sejarahnya, manusia memperlihatkan dua daya: Daya tahunya dan daya untuk mencapai yang diketahuinya. Daya tahu dan mau inilah yang disebut memanusiakan manusia.